MODUL 2
OSCILLOSCOPE DAN PENGUKURAN DAYA
1.Pendahuluan[Kembali]
Oscilloscope adalah alat ukur elektronika yang berfungsi memproyeksikan bentuk sinyal listrik agar dapat
dilihat dan dipelajari. Oscilloscope dilengkapi dengan tabung sinar katode. Kemudian peranti pemancar
elektron akan memproyeksikan sorotan elektron ke layar tabung sinar katode. Sorotan elektron tersebut akan
membekas pada layar. Rangkaian khusus dalam Oscilloscope akan menyebabkan sorotan bergerak berulang-
ulang dari kiri ke kanan. Proses pengulangan ini menyebabkan bentuk sinyal yang berkelanjutan sehingga
dapat dipelajari.
Oscilloscope dapat digunakan untuk merekam sinyal tegangan dari waktu ke waktu. Penganalisisan logika
akan merekam hingga 16 sinyal logika independen untuk sinyal digital. Serangkaian komponen masukan dan
keluaran logika yang disederhanakan tersebut dapat mempermudah penyidikan rangkaian digital.
Pengukuran daya satu fasa merupakan langkah penting dalam pemahaman konsumsi energi dalam sistem
listrik rumah tangga, industri kecil, dan banyak aplikasi lainnya yang menggunakan sumber daya listrik satu
fasa.
2.Tujuan[Kembali]
1. Dapat menggunakan dan mengetahui kegunaan dari oscilloscope
2. Dapat mengetahui bentuk gelombang Lissajous
3. Dapat mengukur daya pada rangkaian beban daya lampu seri
4. Dapat mengukur daya pada rangkaian beban daya lampu Prallel
3.Alat dan Bahan[Kembali]
A. Alat
1. Generators
Function
2. Oscilloscope
Oscilloscope
3. Instrument
Multimeter
4. Module
Pengukuran Daya Beban Lampu Seri
Pengukuran Daya Beban Lampu Parallel
5. Base Station
4. Jumper
Jumper
B. Bahan
Resistor
Lampu
4. Dasar Teori[Kembali]
A. Resistor
Resistor merupakan komponen penting dan sering dijumpai dalam
sirkuit Elektronik. Boleh dikatakan hampir setiap sirkuit Elektronik
pasti ada Resistor. Tetapi banyak diantara kita yang bekerja di
perusahaan perakitan Elektronik maupun yang menggunakan peralatan
Elektronik tersebut tidak mengetahui cara membaca kode warna ataupun
kode angka yang ada ditubuh Resistor itu sendiri.
Seperti yang dikatakan sebelumnya, nilai Resistor yang berbentuk
Axial adalah diwakili oleh Warna-warna yang terdapat di tubuh (body)
Resistor itu sendiri dalam bentuk Gelang. Umumnya terdapat 4 Gelang
di tubuh Resistor, tetapi ada juga yang 5 Gelang.
Gelang warna Emas dan Perak biasanya terletak agak jauh dari gelang
warna lainnya sebagai tanda gelang terakhir. Gelang Terakhirnya ini
juga merupakan nilai toleransi pada nilai Resistor yang
bersangkutan.
Tabel dibawah ini adalah warna-warna yang terdapat di Tubuh
Resistor :
Tabel Kode Warna Resistor
Perhitungan untuk Resistor
dengan 4 Gelang warna :
Cara menghitung nilai resistor 4 gelang
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-1 (pertama)
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-2
Masukkan Jumlah nol dari kode warna Gelang ke-3 atau pangkatkan
angka tersebut dengan 10 (10n)
Merupakan Toleransi dari nilai Resistor tersebut
Contoh :
Gelang ke 1 : Coklat = 1
Gelang ke 2 : Hitam = 0
Gelang ke 3 : Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau
kalikan 105
Gelang ke 4 : Perak = Toleransi 10%
Maka nilai Resistor tersebut adalah 10 * 105 = 1.000.000 Ohm atau 1
MOhm dengan toleransi 10%.
Perhitungan untuk Resistor dengan 5 Gelang warna :
Cara Menghitung Nilai Resistor 5 Gelang Warna
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-1 (pertama)
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-2
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-3
Masukkan Jumlah nol dari kode warna Gelang ke-4 atau pangkatkan
angka tersebut dengan 10 (10n)
Merupakan Toleransi dari nilai Resistor tersebut
Contoh :
Gelang ke 1 : Coklat = 1
Gelang ke 2 : Hitam = 0
Gelang ke 3 : Hijau = 5
Gelang ke 4 : Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau
kalikan 105
Gelang ke 5 : Perak = Toleransi 10%
Maka nilai Resistor tersebut adalah 105 * 105 = 10.500.000 Ohm atau
10,5 MOhm dengan toleransi 10%.
Contoh-contoh perhitungan lainnya :
Merah, Merah, Merah, Emas → 22 * 10² = 2.200 Ohm atau 2,2 Kilo Ohm
dengan 5% toleransi
Kuning, Ungu, Orange, Perak → 47 * 10³ = 47.000 Ohm atau 47 Kilo
Ohm dengan 10% toleransi
Cara menghitung Toleransi :
2.200 Ohm dengan Toleransi 5% =
2200 – 5% = 2.090
2200 + 5% = 2.310
ini artinya nilai Resistor tersebut akan berkisar antara 2.090 Ohm
~ 2.310 Ohm
B. Oscilloscope
Osiloskop digunakan untuk mengamati bentuk gelombang dari sinyal
listrik. Selain dapat menunjukkan amplitudo sinyal, osiloskop
dapat juga menunjukkan distorsi dan waktu antara dua peristiwa
(seperti lebar pulsa, periode, atau waktu naik)
Prinsip pengukuran frekuensi dengan metode Lissajous yaitu jika tegangan sinus diberikan pada input X dan sinyal
dengan gelombang sinus yang lain dimasukan pada input Y, maka pada
layar akan terbentuk seperti pada gambar 2.1.
Pada kedua kanal dapat diberikan sinyal tegangan yang bukan
berupa sinus. Gambar yang ditampilkan pada layar, tergantung pada
bentuk sinyal yang diberikan.
Gambar Metoda Lissajous
Pengukuran Frekuensi
Sinyal yang akan diukur dihubungkan pada input Y, sedangkan function generator dengan frekuensi yang diketahui dihubungkan pada input X.
Gambar 2.2 Pengukuran Frekuensi
Frekuensi generator kemudian diubah,
sehingga pada layar ditampilkan lintasan tertutup
yang jelas, frekuensi sinyal dapat ditentukan dari bentuk lintasan
in
Gambar 2.3. Perbandingan Frekuensi pada Lissajous
Cara ini hanya mudah dilakukan untuk perbandingan frekuensi yang
mudah dan bulat (1:2, 1:3, 3:4 dst)
C. Lampu
Lampu adalah sebuah peranti yang memproduksi cahaya. Kata "Lampu"
dapat juga berarti bola Lampu. Lampu pertama kali
ditemukan oleh Sir Joseph William Swan.
Lampu adalah sebuah benda yang berfungsi sebagai penerang,
lampu memiliki bentuk seperti botol dengan rongga yang berisi
kawat kecil yang akan menyalah apabila disambungkan ke aliran
listrik.
jika memasang beberapa lampu dengan rangkaian seri, maka nyala
yang dihasilkan oleh lampu tersebut tidak menjadi begitu terang.
Hal tersebut terjadi, dikarenakan lampu membutuhkan arus listrik
yang cukup besar, terutama apabila ada banyak lampu.
Prinsip kerja dari rangkaian seri adalah jika dalam rangkaian
listrik tersebut diberi dua lampu, kemudian ada satu sakelar dan
sakelar tersebut dimatikan, maka kedua lampu pun akan ikut
mati.Hal ini tentu berbeda dengan cara kerja dari rangkaian
paralel. Sebab, rangkaian paralel adalah sebuah rangkaian
elektronik atau listrik yang proses penyusunannya dilakukan dengan
cara bersusun atau sejajar.
Pada rangkaian paralel, rangkaian listrik terhubung secara
bercabang atau berderet dan berbeda dengan rangkaian seri.
Dikarenakan bercabang, maka setiap komponen yang dilalui oleh arus
listrik akan dijumlahkan dan menjadi jumlah total arus secara
keseluruhannya.
Komentar
Posting Komentar